Wisp tak hanya merupakan puteri angkat dari Moren yang termahsyur, namun juga adik dari Max, the “Wunderkind”. Meskipun banyak penghuni Kota Cedar, tempat para sosok jenius Atahnor berkumpul, yang iri pada dirinya, Wisp diam-diam mengakui bahwa tak mudah berada dalam bayang-bayang sang kakak yang cerdas.
Tapi, memiliki ayah yang terkenal serta kakak yang jenius memang ada manfaatnya. Berkat mereka, Wisp dapat menjadi ahli ulik mesin di usia yang sangat belia, walaupun apa yang dia sentuh rusak atau hancur tanpa sebab pasti. Dia pun akhirnya dikenal sebagai “Sang Ahli Peledak dari Lab”.
“Tak usah khawatir, anggap saja angin lalu,” Moren selalu menghibur Wisp dengan perkataan tersebut agar terus berkreasi. Dia pun meyakininya dan terus bereksperimen, dan Max pun harus sabar menghadapi ledakan, kejutan listrik misterius serta kekacauan yang diakibatkan Wisp...
“Jangan khawatir, anggap saja angin lalu,” Wisp pun berkata hal yang sama untuk menghibur Max.
Hanya kurang dari dua tahun, Wisp telah berhasil menguasai segala hal tentang permesinan dan fungsinya. Pada akhirnya, dia pun merasa bahwa merakit bom sudah menjadi keahlian utamanya, yang berarti bahwa dia harus berpindah tempat tinggal ke area pegunungan berpopulasi sedikit agar bisa terus bereksperimen.
Max sudah tentu merasa senang mendengar hal ini karena dengan begitu dia terlepas dari mimpi buruk yang terus menghantui dirinya semasa satu lab bersama adiknya. Namun selayaknya kakak yang baik, di tetap mengkhawatirkan keamanan adiknya, jadi dia pun menciptakan the “Destructor”, alat transportasi berkekuatan mesin yang mampu dijadikan senjata mematikan saat dipenuhi amunisi.
“Trims, kak!” kata Wisp sambil bergegas memasuki kokpit. Max tetiba teringat Bug serius yang belum sempat dia perbaiki, namun sudah kepalang terlambat. The Destructor tetiba berhenti beroperasi selang beberapa saat.
Wisp menggerutu, “Apa-apaan ini? Kakak memberiku alat yang mudah rusak?”
“Cuma kecelakaan kecil kok!” sahut Max, dan dia pun berfikir keras, “yah, kamu yang menyentuhnya, jadi tak mengherankan kalau dia rusak.”
“Nah, kamu kan ahli ulik, jadi seharusnya bisa diperbaiki dengan mudah,” akhirnya Moren berbicara.
“Ini sih gampang!” sahut Wisp, meluncur dari the Destructor dan mengambil kunci inggris dari Max.
Tak lama kemudian, Wisp pun mampu memperbaiki the Destructor dan beranjak pergi. Baik Moren maupun Max tersenyum melepas kepergian Wisp. Akhirnya dia memulai kehidupan mandiri. Namun, tak lama setelah mereka memalingkan badan untuk pulang, muncul sebuah ledakan yang mengguncang area sekitar dan terdengarlah teriakan Wisp yang familiar, “inti energinya meledak! Bantu aku memperbaikinya!”
0 komentar:
Posting Komentar