MARJA AOV HD WALLPAPER





"Apa yang tidak membunuhku justru membuatku semakin kuat."

The Champion Maiden of the Veda, Sang Penyihir yang sangat mumpuni, Murid terbaik Edras, Sang Penyihir Veda… semua itu menggambarkan jati diri Marja dan dia pun dipuja karenanya. Bahkan Volkath pun, tawanan Edras, sudi mengesampingkan prasangka buruk serta kebenciannya terhadap Veda demi menjalin asmara dengan Marja.

Pemberani dan cerdik, Volkath tak menemui kesulitan berarti saat mendekati Marja. Walaupun banyak yang sulit menerima hubungan mereka, namun tak menghalangi keduanya untuk saling jatuh cinta. Sayangnya, tak satupun yang memberi restu hubungan itu dan bahkan banyak yang berharap tak berlangsung lama, semata karena mereka memiliki latar belakang dan pola pikir yang benar-benar berlawanan. Hal ini diperburuk oleh perselisihan antara Volkath dan Edras, yang menimbulkan dilema dalam diri Marja. Haruskan dia membela gurunya, yang senantiasa mendukung apa yang diyakini muridnya, atau kekasihnya? Rasanya mustahil bagi dirinya untuk menentukan pilihan.

Veda menekankan kepada pengikutnya untuk bersatu melawan musuh bersama, sehingga membuat banyak pihak menyayangkan sikap Marja yang terombang-ambing sulit menetapkan pendirian. Meskipun Edras sanggup memahami dan tak mempermasalahkan dilema yang dirasakan Marja, namun lain halnya dengan orang lain yang memperlakukan dirinya sebagai pengkhianat. Terlepas dari hal itu, Marja tetaplah berkeras hati, dan tak menyerah menyikapi kontroversi yang menderanya. Alih-alih, dia menjadi semakin yakin bahwa dirinya sudah berada dalam jalur yang tepat.

Peperangan terus berkecamuk hingga ribuan tahun lamanya hingga Edras pun wafat sementara Volkath menyelamatkan diri akibat luka yang dideritanya. Marja kini menjadi sosok yang dibenci semua pihak di Veda. Dia tak lagi diakui sebagai sosok yang pantas menjadi penerus Edras, dan justru dituding menjadi sosok yang bersekongkol dengan pihak musuh untuk membunuh sang pemimpin agung.

Veda memiliki bukti bahwa Marja telah memberi bantuan pada Volkath, memberi kekuatan yang tak seharusnya menjadi miliknya. Marja sama sekali tak menyangkal sangkaan itu. "Aku memang pernah membantu Volkath, namun itu sebelum peperangan dimulai," tuturnya. "Ini bukan berarti bahwa aku menentang Veda—yang kulakukan hanyalah mendukung pendirian yang Volkath pegang. Aku sama sekali tak pernah memberi bantuan saat dirinya bertarung dengan Master Edras—"

Publik yang terlanjur murka bahkan tak membiarkan dirinya menyelesaikan perkataannya. Keputusan pun langsung dibuat, dan Marja akan dihukum oleh Ilumia, the New Seer.

"Jabatanmu, kekuatanmu, semuanya akan direnggut darimu. Kau akan melewatkan sepanjang sisa hidupmu yang menyedihkan di penjara yang gelap dan dingin. Itulah harga yang harus kau tebus demi cintamu. Betapa manisnya! Aku iri dibuatnya!" Ilumia terkekeh. Akhirnya, dia sanggup melampiaskan dendam yang dipendamnya selama berabad-abad. Dia pun, ternyata memendam perasaan terhadap Volkath namun harus menerima kenyataan bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan.

Marja tak sudi membuang waktu hanya untuk membalas cercaan yang dilontarkan Ilumia, karena baginya hal itu tak ada gunanya. Menyikapi sikap Marja yang enggan menanggapi dirinya itu, Ilumia hanya bisa tertunduk kecewa. Meski demikian, Shadow Worm yang berkumpul Phantom Pit, tampak bersemangat menyambut santapan baru. Marja, yang dirundung rasa cemas, akan menjadi hidangan yang begitu lezat! Namun apakah mereka berani mendekati Marja yang terlihat menyeramkan?

"Sini, santaplah aku! Aku tak akan bisa keluar dari penjara ini selama kalian belum kenyang," kata Marja, meyakinkan cacing-cacing yang ketakutan itu.

Akibat hukuman yang terlalu cepat dijatuhkan, tak ada yang benar-benar tahu bagaimana Marja membantu Volkath memasuki Abyssal Fissure melalui Phantom Pit dan memperoleh kekuatan kegelapan dari Lokheim. Dan Marja pun telah menerima kekuatan kegelapan dari Volkath, satu dari beberapa pemberian Volkath, sebuah bentuk perbuatan yang jarang dilakukannya. Meskipun dia bukanlah sesosok dewi yang berkekuatan besar seperti dahulu kala, Marja tetap merasa siap. Ini hanyalah masalah waktu. Tak lama lagi, dia akan bangkit kembali.

"Akan tiba suatu hari dimana aku kembali dan menjatuhkan hukumanku pada kalian semua."

0 komentar:

Posting Komentar

VOLKATH AOV HD WALLPAPER

"What is the meaning of life without freedom?" At the peak of Mt. Orphean, a young boy with golden hair and crimson eyes asked his...

 

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Nama Saya Muh.Agus dani, Kelahiran 17-08-2001,Tinggal di kota makassar Jln.Rajawali 1 Lr 10