"Siapa yang paling sableng?!"
Wiro dikenal sebagai "Hero sableng". Ada yang menyukai keberaniannya namun ada juga yang membenci kesablengannya. Yah, Wiro masa bodoh dengan hal itu. Dia hanya ingin menikmati hidup dan petualangan dengan caranya sendiri. Ada terlalu banyak hal baru yang belum dijamah dan terlalu banyak penjahat yang perlu dikalahkan di Athanor.
Walaupun pembawaan Wiro seringkali mengganggu mereka yang berniat jahat, namun hanya sedikit yang menganggap Wiro sebagai musuh sesungguhnya, terutama para jendral yang memiliki pasukan. Mereka yang memiliki kekuasaan paham bahwa sesungguhnya tak ada konflik di antara Wiro dan mereka, karena dia adalah sesosok pendekar seorang diri yang tak mengincar kekuasaan atau kekayaan layaknya mereka.
Wiro telah melalui banyak petualangan melegenda dan aksi heroiknya menjadi kisah yang populer. Orang-orang mengagumi kebijakan,keberanian serta kejenakaannya, namun mereka terkejut atas kenekatannya. Mengapa dia begitu menyukai bahaya?
Beberapa menganggap itu karena sikap Wiro yang berani, namun itu sama sekali keliru: Raga Wiro mengandung dua jiwa berbeda. Saat lubang dimensi membesar, Wiro yang berada di dunia berbeda merasakan perubahan di Athanor, jadi dia mengikuti petunjuk dan bertemu dirinya yang lain di Athanor.
Keduanya telah mempelajari ilmu "212" dan jiwa mereka sudah saling bersahutan sejak saat mereka bertemu. Wiro yang berada di Athanor sedang mencoba mencari cara untuk memperbaiki lubang dimensi, sementara Wiro yang berasal dari dunia lain pun ingin menyelamatkan kampung halamannya dari bahaya. Mereka membutuhkan kekuatan yang lebih besar!
Berkat petunjuk spiritual "212", mereka bersatu dan keduanyan pun menjadi satu.
Tentu saja, di mata orang lain, hanya ada satu Wiro. Satu tubuh tak akan mampu menampung kekuatan dua jiwa. Oleh karena itu, kekuatan yang berlebih akhirnya disalurkan ke kapak Wiro, yaitu satu-satunya kapak naga geni yang mampu manmpung kekuatan sesungguhnya dari "212". Kekuatan itu terbangkitkan saat nyawa Wiro dalam bahaya.
Lagipula, Wiro tak akan bercanda saat berkata, "Mati satu, tumbuh yang lain!"
Wiro dikenal sebagai "Hero sableng". Ada yang menyukai keberaniannya namun ada juga yang membenci kesablengannya. Yah, Wiro masa bodoh dengan hal itu. Dia hanya ingin menikmati hidup dan petualangan dengan caranya sendiri. Ada terlalu banyak hal baru yang belum dijamah dan terlalu banyak penjahat yang perlu dikalahkan di Athanor.
Walaupun pembawaan Wiro seringkali mengganggu mereka yang berniat jahat, namun hanya sedikit yang menganggap Wiro sebagai musuh sesungguhnya, terutama para jendral yang memiliki pasukan. Mereka yang memiliki kekuasaan paham bahwa sesungguhnya tak ada konflik di antara Wiro dan mereka, karena dia adalah sesosok pendekar seorang diri yang tak mengincar kekuasaan atau kekayaan layaknya mereka.
Wiro telah melalui banyak petualangan melegenda dan aksi heroiknya menjadi kisah yang populer. Orang-orang mengagumi kebijakan,keberanian serta kejenakaannya, namun mereka terkejut atas kenekatannya. Mengapa dia begitu menyukai bahaya?
Beberapa menganggap itu karena sikap Wiro yang berani, namun itu sama sekali keliru: Raga Wiro mengandung dua jiwa berbeda. Saat lubang dimensi membesar, Wiro yang berada di dunia berbeda merasakan perubahan di Athanor, jadi dia mengikuti petunjuk dan bertemu dirinya yang lain di Athanor.
Keduanya telah mempelajari ilmu "212" dan jiwa mereka sudah saling bersahutan sejak saat mereka bertemu. Wiro yang berada di Athanor sedang mencoba mencari cara untuk memperbaiki lubang dimensi, sementara Wiro yang berasal dari dunia lain pun ingin menyelamatkan kampung halamannya dari bahaya. Mereka membutuhkan kekuatan yang lebih besar!
Berkat petunjuk spiritual "212", mereka bersatu dan keduanyan pun menjadi satu.
Tentu saja, di mata orang lain, hanya ada satu Wiro. Satu tubuh tak akan mampu menampung kekuatan dua jiwa. Oleh karena itu, kekuatan yang berlebih akhirnya disalurkan ke kapak Wiro, yaitu satu-satunya kapak naga geni yang mampu manmpung kekuatan sesungguhnya dari "212". Kekuatan itu terbangkitkan saat nyawa Wiro dalam bahaya.
Lagipula, Wiro tak akan bercanda saat berkata, "Mati satu, tumbuh yang lain!"
0 komentar:
Posting Komentar