“Akulah sang Ratu Malam, namaku Veera.”
Buku kuno mengisahkan bahwa Veera adalah utusan the Great Ones yang paling taat dan kuat. Sudah lama dia berdoa dan memohon petunjuk, namun hanya keheningan yang dia terima.
Bertekad untuk membuktikan keberaniannya, dia coba menghadapi the Ravagers seorang diri. Tentu saja jika dia berhasil menaklukkan mereka, the Great Ones akan memberikan kejayaan padanya. Namun, sepertinya keangkuhan itu tidak disukai the Great Ones.
Walalupun dia bertarung dengan berani dan gigih, pada akhirnya dia tertangkap juga. Siksaan yang diterimanya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Yang pasti bahwa mata yang bersinar itu, yang dahulu memandang langit demi mencari petunjuk, sekarang dipenuhi akan kebencian dan api kegelapan.
Maloch, pemimpin the Ravagers, melakukan penyiksaan tersebut secara pribadi. Dan dari situlah terlahir sebuah hubungan yang gelap dan mengerikan diantara keduanya. Sejak saat itu dia selalu berada di sampingnya. Memimpin pasukan Maloch dan melenyapkan musuh-musuhnya.
Namun dia selalu memilih pendekatan pribadi. Memanfaatkan tipu muslihat dan pesona dirinya untuk menaklukkan musuh yang paling tangguh sekalipun. Buku demi buku telah dituliskan memberi peringatan pada semua manusia, yang mungkin bersinggungan dengan jalannya, untuk menutup telinga mereka dari bayangan kegelapan yang membisikkan janji manis. Apa yang ada di balik itu hanyalah kekacauan.
Sang Ratu Malam adalah seorang penyabar. Dia sadar bahwa pada akhirnya dia akan mendapatkan yang dia inginkan. Hanya dialah yang bisa bertahan. Namun dia masih berangan-angan. Memikirkan hari dimana dia dapat bermandikan darah the Great Ones dan menatap mata mereka agar mereka merasakan penderitaan yang dirasakannya.
0 komentar:
Posting Komentar