Pencapaian terbesar Zanis tak diragukan lagi adalah tindakan pemberaninya dalam menyelamatkan nyawa penerus kerajaan yang berharga.
Sejak saat itu, mereka yang tinggal di lereng Chang-Pan bangga akan tempat kelahiran mereka karena turut menjadi tempat kelahiran Zanis, Dragoon melegenda yang paling disegani yang dikenal dan dihormati semua orang. Bahkan sang Jenderal Perang tak terkalahkan, Lu Bu, menghormati Zanis. "Ayunan tombaknya layaknya sesosok naga: berbahaya sekaligus anggun. Rasa takut yang sesungguhnya terpancar di mata musuh-musuhnya saat mereka menghadapi tombak secara langsung." Kemampuan bertarung dan kecerdikannya tak bisa disangkal, bahkan oleh musuh terhebatnya sekalipun.
"Aku bukanlah seorang petarung,"
Zanis dahulu pernah berkata. Bahkan Zhuge Liang yang bijak, menjulukinya the Crouching Dragon, menyadari kondisi Zanis yang semakin lelah setelah menjalani tiap pertarungan. Zhuge Liang tak bisa membiarkan potensi yang dimiliki Zanis sirna begitu saja, dia terus memberi tugas dan misi pada Zanis yang membuatnya terlalu sibuk untuk meragukan diri sendiri. Terlepas dari apa yang dirasakan Zanis terhadap pertarungan yang dilakukan, itu semua tak pernah melunturkan loyalitasnya pada sang kaisar atau rasa peduli terhadap kawannya.
"Aku mungkin semakin lelah dengan pertarungan yang kuhadapi, namun aku akan selalu menunaikan kewajibanku dan bertarung kapanpun aku dibutuhkan."
0 komentar:
Posting Komentar