Wukong, Raja Para Monyet, mendatangkan malapetaka ke surga 500 tahun lalu, ketika dia seorang diri mengalahkan 100 ribu prajurit langit. Meskipun begitu, dia tidak dapat kabur dari kekuatan Buddha dan tersegel dibawah Gunung Lima Jari. Tak sedetikpun terlewat tanpa Wukong memimpikan kebebasannya.
"Pertama, aku akan mengencingi gerbang Biara Guntur Besar... Itu akan memberi pelajaran pada Buddha! Dan setelah itu... aku akan bertarung!"
Wukong merenungkan ini semua dengan penuh kemarahan. Sejujurnya, dia tak pernah membenci Buddha. Sebaliknya, Wukong mengagumi Buddha, karena Buddha terbukti lebih hebat dibanding dirinya. Wukong hanya ingin mengisengi Buddha.
Ketika segelnya rusak, Wukong tidak melaksanakan rencananya. Apakah ini karena dia takut? Tidak. Sebuah suara memanggilnya dari jauh:
"Wukong! Pahlawan, makhluk abadi, dan dewa-dewa telah berkumpul di sini untuk pertempuran terbesar! Apakah engkau berani bertarung?"
Tawaran seperti itu sungguh di luar imajinasinya.
"Akulah Sang Bijaksana, setara dengan surga. Aku cinta pertempuran!"
0 komentar:
Posting Komentar